PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL
Pendekatan behavioral menekankan arti
penting dari bagaimana anak membuat hubungan antara pengalaman dan perilaku,
pendekatan behavioris pertama yang akan kita bahas adalah penhkodisan klasik.
Pendekatan Klasik
pada awal 1900-an, psikolog Rusia Ivan Pavlov tertarik pada
cara tubuh mencerna makanan. Dalam eksperimennya, dia secara rutin meletakkan
bubur daging di depan mulut anjing, yang menyebabkan anjing mengeluarkan air
liur. Anjing itu berliur ketika sedang merespons sejumlah stimuli yang
diasosiasikan dengan
makanan, dan suara pintu tertutup saat makanan tiba. Palvov menyadari bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian dikenal sebagai pengkodisian klasik (classical conditioning).
makanan, dan suara pintu tertutup saat makanan tiba. Palvov menyadari bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian dikenal sebagai pengkodisian klasik (classical conditioning).
Pengkondisian klasik adalah tipe
pembelajaran di mana suatu organism belajar untuk mengaitkan atau
mengasosiasikan stimuli. Dalam stimulus netral (setiap melihat seseorang)
diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (sepertu makanan) dan menimbulkan
kapasitas untuk mengeluarkan respons yang sama. Untuk memahami teori
pengkondisian klasik Pavlov (1927) kita harus memahami dua tipe stimuli
dan dua tipe respons unconditioned stimulus (US), Uncoditionated
response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned
responses (CR).
Gambar 7.2. meringkaskan cara kerja pengkondisian klasik. Unconditioned
stimulus (US) adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan
respons tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Dalam eksperimen Palvov,
makanan adalah US. Unconditioned response (UR) adalah respons yang tidak
dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US. Dalam eksperimen Palvov,
air liur anjing yang merespons makanan adalah UR. Sebuah conditioned
stimulus (CS) adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya
menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan dengan US. Di
antara stimuli yang terkondisikan dalam eksperimen Pavlop adalah beberapa
penglihatan dan suara yang terjadi sebelum anjing menyantap makana, seperti
suara pintu tertutup sebelum makanan ditempatkan di piring anjing, Conditioned
response (CR) adalah respons yang dipelajari, yakni respons terhadap
stimulus yang terkondisikan yangmuncul setelah terjadi pasangan US-CS.
Pengkondisian klasik dapat berupa pengalaman negative dan
positif dalam diri anak di kelas. Di antara hal-hal di sekolah anak yang
menghasilkan kesenangan karena telah dikondisikan secara klasik adalah lagu
favorit, perasaan bahwa kelas adalah tempat yang aman dan menyenangkan, dan
kehangatan dan perhatian guru. Misalnya, lagu bisa jadi merupakan hal netral
bagi murid sebelum murid bergabung denganmurid lain untuk menyanyikannnya
diiringi oleh perasaan yang positif.
Anak-anak akan merasa takut di kelas jika mereka
mengasosiasikan kelas dengan teguran, atau kritik menjadi CS untuk rasa takut.
Pengkondisian klasik juga dapat terjadidalam kecemasan menghadapi ujian. Misalnya,
anak gagal dalam ujian dan ditegur, dan ini menghasilkan kegelisahan; setelah
itu, anak mengasosiasikan ujian dengan kecemasan, sehingga menjadi CS untuk
kecemasan .
Mengevaluasi Pengkondisian Klasik. Pengkondisian klasik
membantu kita memahami beberapa aspek pembelajaran dengan lebih baik. Cara ini
membantu menjelaskan bagaimana stimuli netral menjadi diasosiasikan
dengan respons yang tak dipelajari dan sukarela (LOlordo, 2000). Ini
sangat membantu untuk memahami kecemasan dan ketakutan murid. Namun, cara ini
tidak efektif untuk menjelaskan perilaku sukarela, seperti mengapa murid
belajar keras untuk satu mata pelajaran atau lebih menyukai sejarah ketimbang
geografi. Untuk area ini, pengkondisian operasi akan lebih relevan.
Pengkondisian Operan
Pembahasan kita terhadap pengkondisian operan disebut dengan
definisi umum kemudian beralih ke pandangan dari Thonrdike dan Skinner.
Pengkondisian operan (juga dinamakan pengkondisian
instrumental) adalah sebelum pembelajaran di mana konskuensi-konsekuensi
dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan
diulangi. Arsitek utama dari pengkondisian operan adalah B.F. Skinner, yang
pandangannya didasarkan pada pandangan E.L. Thorndike.
Hukum Efek Thorndike. Pada saat yang
hampir sama dilakukannya sebuah eksperimen pengkondisan klasik anjing oleh Ivan
Pavlov, E. L. Thorndike (1906) Sedang mempelajari kucing dalam kotak. Thorndike
menempatkan kucing yang lapar dalam sebuah kotak dan meletakkan ikan di luar
kotak. Untuk bisa keluar dari kota, kucing itu harus mengetahui cara membuka
palang di dalam kotak tersebut. Pertama-tama kucing itu melakukan beberapa
respons yang tidak efektif. Dia mencakar atau menggigit palang. Akhirnya,
kucing itu secara tidak sengaja menginjak pijakan yang membuka palang pintu.
Saat kucing dikembalikan ke kotak, dia melakukan aktivitas acak seperti acak
sampai dia menginjak pijakan itu sekali lagi. Pada percobaan berikutnya, kucing
itu semakin sedikit melakukan gerakan acak, sampai dia akhirnya bisa langsung
menginjak pijakan itu untuk membuka pintu. Hukum Efek (Law Effect)
Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan
diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negative akan diperlemah.
Pertanyaan utama untuk Thorndike adalah bagaimana respons
stimulus yang benar (S-R) ini menguat dan akhirnya mengalahkan respons stimulus
yang tidak benar. Menurut Thorndike, asosiasi SR yang tepat akandiperkuat, dan
asosiasi yang tidak tepat akan melemah, karena konsekuensi dari tindakan
organism. Pandangan Thorndike disebut teori S-R karena perilaku organism itu
dilakukan sebagai akibat dari hubungan antara stimulus dan respons. Seperti
yang akan kita lihat selanjutnya, pendekatan Skinner memperluaskan ide dasar
Thorndike ini.
Pengkondisian Operan Skinner. Pengkondisian
operan, di mana konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubhan dalam
probabilitas perilaku itu akan terjadi, merupakan inti dari behaviorisme
Skinner (1938). Konsekuensi imbalan atas hukuman bersifat sementara (kontingen)
pada perilaku organism. Imbalan dan hukuman ini nanti akan kita jelaskan lebih
lanjut.
Penguatan dan hukuman. Penguatan (Imbalan) (reinforcement)
adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan
terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang
menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Misalnya, Anda mungkin
berkata kepada murid Anda, “Selamat. Saya merasa senang setelah membaca cerita
yang kalian tulis.” Jika murid bekerja lebih keras dan menulis lebih baik lagi
untuk memberi cerita selanjutnya, komentar positif Anda akan merupakan penguat
atau memberi imbalan pada perilaku menulis murid. Jika anda merengut pada murid
yang bicara di kelas dan kemudian perilaku bicara itu menurun, maka Anda yang
merengut itu merupakan hukuman bagi tindakan si murid.
Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat.
Dalam penguatan positif, frekuensi respons meningkat karena
diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding), seperti dalam
contoh dimana komentar positif guru meningkatkan perilaku menulis murid.
Demikian pula, memuji orang tua yang mau hadir dalam rapat orang tua guru
mungkin akan mendorong mereka untuk kelak ikut rapat lagi.
Dalam penguatan negative, frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan)
(Frieman, 2002). Misalnya, ayah mengomeli putranya agar mau mengerjakan PR. Dia
terus mengomel. Akhirnya, anak itu lelah mendengarkan omelan dan mengerjakan PR
menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan (omelan). Perhatikan perilaku
Anda setelah stress karena mengajar seharian. Anda sakit kepala, minum aspirin,
dan sakit kepala lenyap. Minum aspirin adalah akan diperkuat jika
tindakan ini mengurangi rasa sakit kepala.
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif
dan negative adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau
diperoleh. Dalam penguatan negative, ada sesuatu yang dikurangi atau
dihilangkan. Adalah mudah untuk mengacaukan penguatan negative dengan
hukuman (punishment). Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan
negative meningkatkan probabilitas terjadinya sautu perilaku, sedangkan hukuman
menurunkan probabilitas terjadinya perilaku. Gambar 7.4. meringkaskan dan
menyajikan contoh dari konsep penguatan positif, penguatan negative, dan
hukuman.
PENGUATAN POSITIF
|
||||
Perilaku
Murid mengajukan pertanyaan yang bagus
|
Konsekuensi
Guru menguji murid
|
Perilaku ke Depan
Murid mengajukan lebih banyak pertanyaan
|
||
PENGUATAN NEGATIF
|
||||
Perilaku
Murid menyerahkan PR tepat waktu
|
Konsekuensi
Guru berhenti menegur
|
Perilaku ke Depan
Murid makin sering menyerahkan PR tepat waktu
|
||
HUKUMAN
|
||||
Perilaku
Murid menyela guru
|
Konsekuensi
Guru menegur murid langsung
|
Perilaku ke Depan
Murid berhenti menyela guruyaan
|
||
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk positif dan negatif.
Dalam keda bentuk itu, konsekuensinya meningkatkan perilaku dalam hukuman
perilakunya berkurang.
|
||||
Review
·
Apa pengkondisian klasik itu? Buat contoh sendiri untuk mengilustrasikan
hubungan antara US, UR, CS, dan CR. Dalam konteks pengkondisian klasik, apa
arti dari generalisasi, diskriminasi, pelenyapan, dan desentisisasi?
·
Bagaimana pengkondisian operan berhubungan dengan hukum Efek Thorndike?
Jelaskan tipe penguatan dan hukuman yang berbeda-beda. Dalam konteks
pengkondisian operan, apa arti dari generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan?
Reflect
·
Apakah emosi Anda adalah akbiat dari pengkondisian klasik atau
pengkondisian operan? Atau dari keduanya? Jelaskan alasan Anda !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar