Moga saja ini jadi pelajaran buat kita dan menyadari ada saja orang-orang yang selalu ingin menghacurkan tananan negara setelah reformasi digulirkan, dengan isu perubahan ke yang lebih baik.
Yang awalnya dipimpin oleh rezim ditaktor selama 60 tahun, dan terjadi reformasi penggulingan kekuasaan, yang kemudian baru dipimpim oleh presiden yang secara langsung dipilih rakyat dan memenangkan 40% suara mutlak menang, ditumbangkan roda kepemimpinanya yang belum genap 1 tahun berjalan.
jika dibandingkan dengan indonesia walaupun tidak sengeri di mesir. Sudah reformasi dan dilengserkanya pemimpin rezim orde baru suharto, tapi tetep saja sama orang-orang yang menjalankan roda pemerintahan adalah pejabat jaman orde baru, artinya reformasi mandek pada tatanan bawah tidak mengganti orang-orang yang ada di dalam pemerintahan yang ada, hasilnya tidak membawa perubahan yang signifikan dari reformasi yang terjadi.
berikut ini ada tulisan dari mas saiful bahri :
dakwatuna.com – Mesir. Melalui televisi Aljazeera
Mubasher, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menyampaikan sambutan kepada rakyat
Mesir yang sedang berdemonstrasi, beberapa saat sebelum menjelang bulan
Ramadhan kemarin.
Beliau menyatakan, pertahankanlah pemerintahan
yang sah. Dan aku mengajak seluruh rakyat Mesir dari berbagai macam
kalangan dan afiliasi agar berpegang pada satu kesepakatan. Kesepakatan
itu benar-benar untuk kebaikan Mesir. Selain itu, hendaknya mereka
tidak menyerahkan kekuasaan memerintah negeri ini kepada selain orang
yang mereka pilih dalam pemilu.
Beliau menambahkan, sekarang
umurku sudah 67 tahun. Di umur seperti ini, aku tidak ingin harta
ataupun jabatan. Oleh karena itu, nasihatku benar-benar murni untuk
rakyat Mesir yang aku cintai. Bahkan aku pun siap mengorbankan jiwaku
demi cinta ini.
Siapakah yang memberi As-Sissi kekuasaan untuk
melengserkan presiden yang dipilih oleh rakyat dalam pemilu yang bersih
dan terbuka? Mungkin dia berkata, Mursi sudah gagal memimpin. Maka kini
aku katakan, konstitusi memberinya kewenangan memimpin selama 4 tahun.
Oleh karena itu, kamu tidak berhak untuk menvonisnya telah gagal. Lalu
kamu melengserkannya setelah setahun memimpin. Rakyatlah yang telah
menyetujui konstitusi ini melalui sebuah referendum. Bahkan ketika ada
pihak yang memberikan catatan kepada konstitusi ini, Presiden
menjanjikannya untuk dimasukkan agenda pembahasan sidang pertama
setelah terbentuk dewan legislatif, yang juga akan melalui pemilu yang
terbuka, bersih, dan dingin.
Jika As-Sissi mengatakan bahwa
tindakannya adalah menuruti tuntutan rakyat.
Maka aku katakan, rakyat
yang mana? Apakah rakyat yang dimaksud adalah ribuan orang yang
berkumpul di Bundaran Tahrir? Lalu bagaimana dengan jutaan rakyat yang
berkumpul di tempat-tempat lain di ibukota dan seluruh propinsi?
Beliau
bertanya keheranan, bagaimana mungkin seorang menteri melengserkan
presidennya? Bagaimana panglima umum menggulingkan panglima tertinggi?
Bagaimana mungkin, kita bersabar dengan pemerintah buruk selama 60
tahun, kemudian merasa kegerahan dengan Mursi walaupun baru satu tahun
memimpin?
Menentang pemerintahan yang sah dengan cara yang
demikian adalah hal yang ditolak, baik oleh agama, akal, ataupun
logika. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau jutaan rakyat Mesir
yang bangkit melakukan perlawanan. Bukan hanya dari Ikhwan, bahkan
bukan hanya dari kalangan gerakan Islam. Mereka semua menuntut
dikembalikanya kekuasaan kepada pemerintah yang sah.
Negara ini
harus mempunyai kebebasan dalam bersikap, menentukan sikapnya sendiri.
Rakyat Mesir tidak akan menyia-nyiakan kebebasan yang telah mereka
rebut dengan pengorbanan mereka. Kebebasan yang telah mereka miliki
setelah revolusi yang menelan banyak korban luka-luka dan meninggal
dunia hanya untuk memperoleh kehidupan demokrasi penuh. Bagaimana
mungkin demokrasi ini dicampakkan begitu saja? Oleh karena itu, aku
nyatakan kepada seluruh rakyat Mesir, haram bagi kalian menyia-nyiakan
hasil perjuangan dan pengorbanan kalian.
Beliau menyebutkan bahwa
pembantaian yang terjadi pada shalat subuh hari Senin adalah musibah
akbar. Seharusnya, tugas militer adalah melindungi rakyat. Bagaimana
mungkin militer menembaki rakyat yang sedang shalat, lalu mereka
katakan bahwa rakyat itu bersenjata?! Terakhir, beliau mengatakan
dengan penuh keyakinan, “Ketika suatu hari sebuah bangsa menginginkan
kehidupan, maka takdir pasti akan memberinya kepada mereka. katakanlah,
kebenaran telah datang, kebatilan pasti akan hancur. Buih itu akan
segera lenyap, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia pasti akan tetap
kokoh di muka bumi.” (msa/sbb/dkw)
Redaktur: Saiful BahriTopik: Nasihat Yusuf Qardhawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar